Selasa, 21 Juli 2015

PRAKATA

"Salam hangat para pejuang pendidikan!" 











Bahasa, perkembangan dan dunia merupakan hal yang berkaitan satu sama lain. Bahasa merupakan alat berkomunikasi, menyampaikan pesan dan pikiran dari satu pihak ke pihak lain untuk mendapatkan tanggapan. Bahasa merupakan kemampuan yang Tuhan berikan secara alami melalui proses akuisisi. Seseorang terlahir ke dunia dengan membawa kemampuan tersebut dan tanpa perlu melakukan banyak usaha, Ia akan mampu mengerti bahasa secara alamiah, terutama bahasa Ibu. Proses akuisisi itupun bertahap. Mulai dari mendengar suara-suara, melihat gerakan, mengeluarkan suara tanpa arti dan maksud tertentu, mengeluarkan bunyi-bunyi fonemik sederhana, memproduksi kata, frasa, kalimat hingga Ia mampu berkomunikasi secara utuh dengan sempurna.

Dewasa ini, manusia modern dituntut untuk menguasai paling tidak 2 bahasa. Itu merupakan modal awal dan sangat mendasar apabila kita berkeinginan untuk dapat survive di tengah arus perkembangan global yang semakin deras. Jangan sampai nantinya kita tergerus perkembangan zaman dan diam bahkan terinjak sedangkan dunia terus melangkah maju. Penguasaan bahasa asing yang paling mendasar adalah bahasa Inggris, dimana kita semua tahu bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang dunia gunakan untuk menyampaikan pesan dan pikiran dengan kesepemahaman yang sama.

Konsekuensi logis dari adanya fenomena ini adalah tentu melatih diri dan generasi muda menguasai bahasa Inggris. Kompetensi berkomunikasi atau communicative competence adalah tujuan utama dan tertinggi dari pembelajaran ini. Dimana akhirnya nanti generasi muda mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara tepat dan berterima. Lalu apa yang kita lakukan sebagai pejuang pendidikan? Ya, tentunya melatih kemampuan dan mengasah kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris.

Bahasa Inggris merupakan bahasa asing pertama yang sudah mulai diperkenalkan di tingkat SD mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6 di hampir seluruh pelosok tanah air di Indonesia. Anak-anak SD khususnya kelas 1 baru saja belajar membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia. Mempelajari bahasa Inggris tentunya bukanlah suatu hal yang mudah bagi mereka. Bukan hanya anak tetapi juga guru bahasa Inggris menghadapi kesulitan – kesulitan dalam proses belajar dan mengajar. Kesulitan ini disebabkan karena banyak perbedaan yang dijumpai dalam bahasa Inggris. Perbedaan-perbedaan ini diantaranya adalah banyak bunyi dan ucapan fokal atau konsonan dari bahasa Inggris tidak dijumpai pada susunan bunyi dan ucapan fokal dan konsonan dalam bahasa pertama (bahasa ibu) dan dalam bahasa Indonesia (bahasa kedua). Cara penulisan dan cara membaca suatu kata dalam bahasa Inggris tidak selalu sama seperti halnya dalam bahasa Indonesia. Misalnya, tulisan “one” dalam bahasa Inggris dibaca “wan.”

Kesulitan cara pengucapan dan penulisan dapat menimbulkan stres, takut melakukan kesalahan, tidak percaya diri, dan menurunkan motivasi untuk belajar. Kesulitan-kesulitan ini juga bisa merupakan hambatan bagi anak untuk menguasai kompetensi komunikasi dalam bahasa Inggris dengan baik dan benar. Namun demikian, kesulitan-kesulitan ini dapat diatasi apabila guru bahasa Inggris melakukan hal-hal seperti: mengenali karakteristik anak usia sekolah dasar, memperlakukan anak-anak sesuai dengan karakteristiknya, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memilih dan menggunakan media, metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan fisik, mental, dan emosional anak, dan memperlakukan anak sebagai individu yang berbeda-beda, dan yang mempunyai minat, kemampuan, bakat, dan sifat yang tidak sama. Di samping itu guru juga perlu mengimplementasikan teknik-teknik pembelajaran bahasa asing yang sesuai dengan karakteristiknya.

Dalam memilih dan menggunakan media/metode pembelajaran, guru dapat memanfatkan  hasil atau membuat karya seni seperti seni lukis, musik, dan drama yang terdapat di lingkungannya. Karya seni ini dapat berupa gambar-gambar hasil kreatifitas anak yang dilakukan di rumah maupun di sekolah. Karya musik seperti lagu-lagu dalam bahasa Inggris yang sederhana juga sangat tepat untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran bahasa Inggris. Pemanfaatan seni ini dapat membangkitkan minat dan motifasi belajar anak. Apabila anak-anak sudah mempunyai minat dan motivasi belajar yang tinggi, mereka akan merasa senang dan tenang belajar tanpa ada tekanan-tekanan yang mempengaruhi mental dan emosionalnya. Dengan demikian anak-anak akan melakukan tugas sesulit apapun yang diberikan oleh guru dengan senang hati dan tanpa beban. Pada gilirannya tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SD, dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan tepat dan akurat, diyakini dapat dicapai dengan baik, dan kualitas pendidikan SD dapat ditingkatkan.

Setiap anak mempunyai sifat atau karakter yang unik. Mereka memiliki kebutuhan, minat, dan tingkat kemampuan, dan pencapaian yang berbeda. Untuk memberikan pendidikan dasar yang sesuai dengan perkembangan anak, guru perlu memahami perkembangan yang terjadi pada kehidupan anak, dan juga memahami cara belajar anak-anak usia sekolah dasar.

National Association for the Education of Young Children (NAEYC, 1992) mengemukakan pendapatnya tentang perkembangan anak bahwa salah satu premis yang terpenting dalam perkembangan manusia adalah bahwa seluruh ranah perkembangan seperti fisik, social, emosional, dan kognitif berkembang secara terpadu. Maksudnya bahwa perkembangan pada satu dimensi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perkembangan dari dimensi-dimensi yang lainnya.

Anak-anak merupakan individu dan cara belajar yang yang berbeda-beda. Namun demikian mereka  juga memiliki kesamaan karakteristik. Karakteristik yang sama yang dimiliki oleh anak SD menurut Briggs and Potter (1990) diantaranya adalah:

  1. Mereka selalu tertarik dan ingin tahu terhadap alam sekitarnya;
  2. Mereka senang bermain dan selalu dalam keadaan gembira;
  3. Dengan rasa ingin tahu mereka yang tinggi, mereka selalu berusaha untuk mencoba, dan menyelidiki sesuatu;
  4. Mereka selalu merasa tergerak dan termotivasi untuk berbuat lebih baik setelah mereka melakukan kegagalan atau kekecewaan;
  5. Mereka akan belajar sungguh-sungguh apabila sesuai dengan minat mereka;
  6. Mereka belajar sambil bekerja, mengobservasi, dan mengajari teman lainnya.

Jadi bagi anak SD belajar merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan. Keenam karakteristik tersebut  harus diperhatikan oleh guru ketika mereka menyusun rencana pembelajaran, mengembangkan aktivitas pembelajaran, mengelola kelas, dan membangkitkan semangat belajar anak-anak. Guru harus mengembangkan materi yang sesuai dengan kebutuhan anak dan yang sesuai untuk menghadapi tantangan mengajar anak-anak yang mempunyai kemampuan, sikap, dan talenta yang berbeda-beda yang berada dalam satu kelas yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar